Monday, November 14, 2016

Kesultanan Ternate dan Tidore

Kesultanan Ternate dan Tidore
Kesultanan Ternate dan Tidore

Di Kepulauan Maluku terdapat empat kesultanan yang bercorak Islam, yaitu Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. Namun, hanya Ternate dan Tidore yang berkembang menjadi kesultanan Islam yang besar. Raja-raja sebelumnya bergelar kolano, namun setelah pengaruh Islam masuk, gelar kolano berubah menjadi sultan.

Kesultanan Ternate dan Tidore sering berselisih akibat persaingan dalam perdagangan. Kedua kesultanan tersebut kemudian membentuk persekutuan dagang. Ternate bersama Bacan, Obi, Seram, dan Ambon membentuk Ulil Lima, yaitu persekutuan lima bersaudara yang dimimpin oleh Ternate. Kesultanan Tidore membentuk Uli Syiwa, yaitu persekutuan sembila bersaudara yang dipimpin oleh Tidore.

Persaingan antara Kesultanan Ternate dan Tidore menjadi semakin tajam setelah Portugis dan Spanyol datang di Maluku. Ternate bersekutu dengan Portugis sedangkan Tidore dengan Spanyol. Dengan alasan untuk melindungi Ternate, Portugis mendirikan benteng pertahanan Sao Paolo dan menerapkan politik monopoli dagang. Tindakan tersebut mendapat reaksi dari rakyat. Sultan Ternate yang bernama Sultan Khairun tampil memimpin rakyat mengusir Portugis dari Maluku (1550-1570 M).

Ternate dan Tidore dikenal sebagai penghasil rempah-rempah yang laku di pasaran dunia, seperti cengkih dan lada. Selain dari perdagangan, sumber penghidupan rakyat Maluku diperoleh pula dari pertanian. Masuknya agama Islam telah memengaruhi kehidupan rakyat Ternate dan Tidore. Hal tersebut ditunjukkan oleh peninggalan sejarah berupa bangunan masjid, bangunan bekas keratin, dan benteng pertahanan. Sejalan dengan ajaran Islam, kesultanan Ternate dan Tidore menerapkan sistem pemerintahan teokrasi.



Sumber : Buku Sejarah karya Nana Supriatna
Kesultanan Ternate dan Tidore
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.