Monday, November 14, 2016

Kesultanan Banten

Kesultanan Banten
Kesultanan Banten

Pada 1526 M, pasukan gabungan Sunan Gunung Jati dan Demak berhasil merebut Banten dari Kerajaan Sunda. Pusat pemerintahan yang semula di Banten Girang dipindahkan ke Surosowan. Pemindahan pusat kesultanan itu dimaksudkan agar Banten melalui laut dapat berhubungan dengan kota-kota pelabuhan lainnya di Pulau Jawa, Sumatera, dan Selat Malaka. Sejak saat itu, kota Pelabuhan Banten menjadi ramai dikunjungi oleh para pedagang dari dalam dan luar negeri.

Pendirian Kota Surosowan sebagai pusat Kesultanan Banten dilakukan oleh Sunan Gunung Jati. Atas persetujuan Kerajaan Demak, putera Sunan Gunung Jati, Maulana Hasanuddin diangkat menjadi sultan Banten. Di bawah pemerintahan Maulana Hasanuddin, Kesultanan Banten berkembang menjadi kesultanan Islam yang bercorak maritime. Ia memerintah selama 18 tahun (1552-1870 M) dan berhasil menanamkan dasar Islam di Banten. Selain itu, ia banyak mendirikan masjid, pondok pesantren, dan mencetak kader-kader kiai. Kejayaan Banten terus berlangsung sampai masa pemerintah Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682 M).

Kejayaan Kesultanan Banten pada masa lalu tampak dari peninggalan sejarahnya. Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, Masjid Pancian Tinggi, Meriam Ki Amuk, dan Pelabuhan Perahu Karanghantu. Peninggalan sejarah tersebut menunjukkan bahwa tingkat sosial budaya masyarakat Banten sudah cukup tinggi.



Sumber : Buku Sejarah karya Nana Supriatna
Kesultanan Banten
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.